LapsustikNews : Bulan Romadhon merupakan bulan penuh rohmat, ampunan dan keberkahan dimana segala amal ibadah dan perbuatan baik dengan pahala berlipat ganda bagi seluruh umat islam di seluruh dunia yang mengerjakan segala bentuk ketaatan dan kepatuhan dengan rasa cinta kepada Alloh SW, begitupun dengan para santri Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Narkotika Klas IIA Jakarta yang ingin melaksanakan ibadah Sholat, Puasa dan Baca Al-Qur’an dengan khidmat penuh khusu.
Rabu, (08/05) sebanyak 700 santri Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Narkotika Klas IIA Jakarta dengan semangatnya memadati ruangan Masjid Daarusyifa Lapas Narkotika Klas IIA Jakarta untuk melaksanakan sholat Tarawih berjamaa’ah yang diimami oleh Ustadz Ruslan Abdul Gani.
Geliat Kegiatan Romadhon setiap harinya para santri WBP terus memenuhi ruangan Masjid Daarusyifa Lapas Narkotika Klas IIA Jakarta dari mulai Sholat Isya dan Tarawih Berjama’ah, Kajian Tausiyah, Tadarusan Membaca Al-Quran dan Buka Puasa Bersama serta I’tikaf. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan dengan penuh semangat.
Komarudin salah satu Pegawai Lapas Narkotika Klas IIA Jakarta yang bertugas piket menjadi pengawas bantuan jaga menyampaikan kepada Tim Humas “Alhamdulillah semangat antusias WBP masih sangat baik terbukti memadati Ruangan Masjid Daarusyifa untuk melaksanakan sholat berjama’ah, tadarusan dan I’tikaf bersama.” Komar menambahkan “Bahkan jumlah WBP yang datang ke Masjid melebihi dari target yang diharapkan, tentunya ini sangat baik apalagi dengan sikap mereka yang tertib dan mudah diatur.”
Kemudian Ustadz Ruslan Abdul Gani dalam tausiyah nya menyampaikan kepada seluruh Ja’maah Santri WBP yang melaksanakan Sholat Isya dan Tarawih tema tentang Menyambut Romadhon dengan Iman “Dari Abu Hurairah, ia berkata,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).
Yang dimaksud berpuasa atas dasar iman yaitu berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa. Sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah mengharap pahala dari Allah Ta’ala. (Lihat Fathul Bari, 4: 115).
Ruslan Abdul Gani berkata, “Yang dimaksud ihtisab adalah terkait niat yaitu berpuasa dengan niat untuk mengharap balasan baik dari Allah. Jika seseorang berniat demikian, ia tidak akan merasa berat dan tidak akan merasa lama ketika menjalani puasa.”
Kontributor (Nurmala Dewi)